Hobi Menahan BAB Bisa Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Masih banyak orang yang menahan buang air besar meski sudah ingin melakukannya. Ada banyak sekali alasan dari hal ini. Sebagai contoh, kita sedang disibukkan dengan berbagai aktivitas atau bahkan karena sedang melihat acara televisi favorit. Meski terlihat sepele dan wajar untuk dilakukan, menurut pakar kesehatan, hal ini bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung!
Pakar kesehatan dr. Vito Damay, SpJP(K) menyebutkan bahwa risiko ini memang akan jauh lebih tinggi bagi pemilik riwayat penyakit jantung, namun bukan berarti orang biasa menyepelekannya. Menurut dr. Vito, kebiasaan sering menahan buang air besar ini bisa menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan alami untuk membuang kotoran dengan lancar sehingga meningkatkan risiko terkena konstipasi atau sembelit.
Karena buang air besar menjadi tidak lancar, maka kita pun akan cenderung berusaha dengan lebih keras dengan cara mengejan. Padahal, orang dengan riwayat penyakit jantung tidak boleh mengejan saat buang air besar karena bisa membuat risiko terkena serangan jantung meningkat.
“Jika pengidap riwayat penyakit jantung mengejan saat buang air besar karena kesulitan untuk mengeluarkan kotoran, maka risiko untuk terkena aritmia atau gangguan irama jantung yang sangat berbahaya meningkat,” ungkap dr. Vito.
Pakar kesehatan lainnya, dr. Roy Christian, SpJP(K) menyebutkan bahwa pengidap riwayat penyakit jantung memiliki jantung dengan kondisi yang tidak stabil. Karena alasan inilah jika mereka sembarangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, maka jantung akan menjadi semakin terbebani yang bisa saja berimbas pada munculnya serangan jantung.
Hanya saja, dr. Roy juga menyebutkan bahwa sebenarnya jantung dan organ pencernaan di dalam tubuh kita tidak memiliki hubungan langsung meskipun kondisinya satu sama lain bisa memberikan pengaruh.
Selain meningkatkan risiko terkena serangan jantung, kebiasaan ini juga bisa membuat kita lebih rentan terkena masalah kanker usus dan usus buntu. Dengan menahan buang air besar, maka usus akan berkontraksi dengan kuat demi menahan kotoran di dalam perut. Hal ini bisa memicu peradangan di dalam usus yang berimbas pada munculnya sel kanker. Selain itu, bakteri yang ada di dalam kotoran yang seharusnya segera keluar justru semakin banyak akibat kotoran yang terus menumpuk dan bisa mencapai bagian usus buntu sehingga memicu peradangan yang membahayakan.
Komentar
Posting Komentar